Jayapura – Meskipun bukan daerah dengan mayoritas penduduk Muslim, nuansa Ramadhan turut dirasakan di beberapa wilayah di Papua, tak terkecuali Kota Jayapura. Kemunculan pedagang dadakan yang menjajakan makanan untuk berbuka puasa menjadi salah satu bukti kebersamaan dan keragaman budaya yang ada di sana.
Kota Jayapura, yang dikenal dengan keberagaman etnis dan agamanya, mengalami suasana yang berbeda selama bulan suci Ramadhan. Meskipun mayoritas penduduknya bukan Muslim, namun banyak yang turut merasakan momen bersejarah ini dengan berbagai cara, salah satunya melalui makanan.
Di sepanjang jalan-jalan di Kota Jayapura, terlihat pedagang dadakan membuka lapak untuk menjual berbagai jenis makanan tradisional yang cocok untuk berbuka puasa. Mulai dari kolak, ketan, hingga hidangan khas Papua seperti papeda dan ikan bakar menjadi primadona bagi para pembeli yang ingin merayakan kebersamaan saat berbuka.
“Meskipun kami bukan Muslim, kami senang merasakan momen bersejarah ini bersama teman-teman Muslim kami. Kami juga berusaha memberikan dukungan dengan membuka lapak makanan khusus untuk berbuka puasa,” ujar Yosep, salah seorang pedagang dadakan di kawasan Kota Jayapura.
Tak hanya masyarakat non-Muslim yang turut merayakan kebersamaan, namun juga banyaknya pengusaha dan toko yang turut menyediakan promo-promo khusus menjelang berbuka puasa. Hal ini menunjukkan toleransi dan kebersamaan antar-etnis dan antar-agama yang menjadi kekuatan utama di Kota Jayapura.
Dengan adanya kemunculan pedagang dadakan dan promosi khusus menjelang berbuka puasa, nuansa Ramadhan semakin terasa di Kota Jayapura. Ini merupakan bukti bahwa budaya beragama tidak mengenal batas wilayah dan dapat menjadi pengikat kebersamaan dalam perbedaan.