Pendeta Gilbert Lumoindong Meminta Maaf Karena Kontroversi Khotbahnya

Pendeta Gilbert Lumoindong. (Dok: Instagram @pastorgilbertl

Jakarta – Pendeta Gilbert Lumoindong dari Gereja Bethei Indonesia, Glow Fellowship Centre, Jakarta, menjadi pusat perhatian dan kontroversi setelah potongan video khotbahnya mengenai salat dan zakat tersebar luas di media sosial.

Video tersebut memicu reaksi luas di kalangan masyarakat, khususnya umat Islam.

Dalam video tersebut, Pendeta Gilbert terlihat memberikan pernyataan yang kemudian disalahartikan oleh banyak orang.

Ia menyatakan bahwa ibadah umat Muslim, khususnya salat lima waktu sehari, dianggap lebih berat dibandingkan dengan ibadah umat Kristen yang hanya berlangsung seminggu sekali dengan santai.

Pernyataannya yang dipotong-potong dari khotbahnya menimbulkan kebingungan di kalangan penonton.

Menanggapi hal ini, Pendeta Gilbert Lumoindong mendatangi Jusuf Kalla, Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMII), untuk memberikan klarifikasi dan meminta maaf atas kegaduhan yang terjadi.

JK menerima kunjungan Pendeta Gilbert dengan baik di kediamannya di Jakarta Selatan pada Senin, 15 April 2024.

Dalam pertemuan tersebut, Pendeta Gilbert menyampaikan bahwa potongan video khotbahnya telah menghasilkan salah pemahaman.

Dia menjelaskan bahwa video tersebut merupakan rekaman ibadah internal yang tidak dimaksudkan untuk disiarkan secara umum.

Namun, karena tersedianya platform online, video tersebut akhirnya beredar luas di media sosial.

Lebih lanjut, Gilbert menjelaskan bahwa pernyataannya sebenarnya berisi otonkritik terhadap umat Kristen, namun hal ini terpotong sehingga disalahpahami oleh masyarakat.

Ia menyampaikan permohonan maafnya kepada umat Islam atas kebingungan yang timbul akibat pernyataannya.

Di sisi lain, JK menekankan pentingnya saling menghormati dan bertoleransi di Indonesia, terlepas dari perbedaan agama.

Dia menegaskan bahwa untuk mewujudkan persatuan, semua pihak harus memiliki rasa saling menghargai.

Dalam permohonan maafnya, Pendeta Gilbert menekankan pentingnya menjaga suasana harmonis di tengah-tengah masyarakat Indonesia, terutama dalam konteks perayaan Idul Fitri dan momen keagamaan lainnya.

Profil Pendeta Gilbert Lumoindong juga disorot dalam laporan tersebut. Ia dikenal sebagai seorang pendeta yang aktif dalam pelayanan Kristen dan telah bekerja sebagai host program penyegaran rohani di televisi swasta.

Pendeta Gilbert memiliki latar belakang pelayanan yang luas dan telah memberikan kontribusi yang berarti bagi komunitas Kristen di Indonesia.

Dengan kunjungan dan permintaan maaf ini, diharapkan situasi dapat mereda dan perdamaian serta toleransi antarumat beragama dapat terus terjaga di Indonesia.

Tindakan Pendeta Gilbert dalam menyampaikan klarifikasi dan permintaan maaf menunjukkan kesungguhan untuk memperbaiki kesalahpahaman yang terjadi dan memperkuat hubungan antarumat beragama di negeri ini.