Lampung – Sebuah kejutan mendadak menghampiri Ketua Pembina Yayasan Ainur Santri Nusantara, Khususiyah, ketika tamu-tamu tak terduga datang dengan maksud yang mengejutkan.
Sri Noer Hayati, Agus Yunarto, dan Zakia Ahada Fanka, yang merupakan anggota dan pengawas yayasan, menyampaikan kabar bahwa kampus telah dijual.
Khususiyah terkejut dan bingung, menggambarkan momen itu sebagai seperti disambar petir di siang bolong.
“Tidak ada mendung kok ada petir, saya kaget dan tidak bisa bicara apa-apa,” ujarnya kepada awak media PWDPI pada Kamis (2/5/2924).
Menurut Khususiyah, upaya penjualan ini tidak diterima dengan baik. Dia menegaskan bahwa yayasan tersebut didirikan untuk tujuan mulia, yakni membantu banyak orang, bukan untuk diperjualbelikan demi keuntungan materiil.
“Tidak ada jual beli kampus apalagi yayasan, karena tujuan kampus dan yayasan untuk bisa banyak membantu orang,” tegasnya.
Namun, insiden tersebut tidak berhenti begitu saja. Beberapa hari kemudian, M. Ardi, Ketua Yayasan, bersama empat orang lainnya datang dengan maksud yang sama.
Mereka meminta tanda tangan Khususiyah untuk mengesahkan penjualan kampus. Namun, Khususiyah tetap kukuh pada pendiriannya.
Ketua Pembina menyatakan bahwa kampus telah dijual seharga Rp 1,8 miliar dengan pembayaran uang muka (DP).
“Panjar tersebut pengakuan mereka telah dibagi kepada Ketua Yayasan, anggota pengawasan Edi Wartoyo,” ungkap Khususiyah.
Lebih lanjut, Khususiyah mengungkapkan bahwa Ketua Yayasan, M. Ardi, bahkan mengakui bahwa dirinya baru menerima sejumlah uang kecil sebagai bayaran, tidak sebanding dengan nilai yang seharusnya.
Bahkan, kepala desa setempat, Edi Wartoyo, juga menerima jumlah yang sama atas permintaan yang serupa.
Namun, saat dikonfirmasi terkait masalah ini, Ketua Yayasan M. Ardi membantah keras. Dia menegaskan bahwa yayasan tidak pernah dijual. “Saya tidak merasa menjual,” ujarnya singkat.
Hingga berita ini diturunkan, Sri Nurhayati, anggota Dewan Pembina yang turut disebut terlibat, belum memberikan tanggapan.
Kontroversi penjualan yayasan ini masih menyisakan banyak pertanyaan dan ketidakpastian.
Publik menantikan klarifikasi lebih lanjut dari pihak terkait untuk mengungkapkan kebenaran di balik tuduhan ini. (Tim)