Jakarta – Dalam panggung hukum yang melibatkan kebenaran, kesalahan, dan moralitas, manusia terjebak dalam keseimbangan antara keadilan dan etika.
Hal ini tercermin dari tindakan yang diambil oleh individu dan lembaga yang bersangkutan.
Sanksi dalam ranah hukum diterapkan untuk memastikan akuntabilitas, namun bagaimana dengan dimensi moral dan spiritual?
Ketika melangkah di luar batas etika, penilaian tidak lagi hanya dilihat dari sudut hukum manusia, melainkan dari perspektif moral dan akhlak.
Seseorang yang melanggar etika dapat dianggap tidak beradab, kehilangan rasa malu yang seharusnya dimiliki setiap manusia sebagai khalifah Tuhan di bumi.
Hirarki hukum seolah merepresentasikan warisan Tuhan, dimulai dari hukum alam yang kemudian diinterpretasikan oleh manusia.
Pelanggaran terhadap hukum ini mengharuskan tindakan dari manusia, yang dianggap sebagai wakil Tuhan di bumi, yaitu hakim.
Namun, apa konsekuensi moral jika hakim, sebagai penegak hukum tertinggi, melanggar tugasnya? Pelanggaran sadar untuk keuntungan pribadi atau pihak tertentu bisa menimbulkan sanksi moral yang lebih berat.
Kesalahan yang dilakukan untuk memenuhi keinginan diri sendiri memanggil pertanyaan akan integritas dan moralitas.
Dalam ranah hukum manusia, tidak semua pelanggaran mendapat sanksi sesuai keadilan manusiawi.
Namun, hukum alam dan hukum Tuhan tidak luput memberi sanksi. Mereka yang terzalimi menyerahkan ketidakberdayaan mereka kepada Tuhan, berharap keadilan ilahi akan menguatkan suara mereka yang terpinggirkan.
Ketika kekuasaan menindas dan melupakan konvensi bangsa, suara-suara terzalimi berbisik kepada Tuhan.
Mereka yang meratap dalam ketidakberdayaan menyerahkan segala kepada takdir ilahi yang dijunjung tinggi.
Sejalan dengan keyakinan leluhur, kita menyaksikan perjalanan hukum Tuhan, hukum alam, dan hukum manusia.
Mereka terus berproses, mengingatkan kita akan nilai spiritual dan keadilan abadi yang tak terbantahkan.
Dalam rasa kepercayaan dan spiritualitas, perjalanan hukum terus berlanjut.
Mari kita refleksikan nilai-nilai luhur ini dalam setiap langkah kita sebagai manusia yang diamanahkan sebagai khalifah Tuhan di bumi.
Penulis: Jacob Ereste
Editor: Darmaji Nss